Riview Desain Interior Gedung Putih Tidak Semewah yang Dibayangkan
Ada beberapa
cara agar bisa masuk dan menikmati Desain Interior Gedung Putih di Washington
DC, Amerika Serikat. Yang pertama tentu saja dengan memenangkan pemilihan
presiden Amerika. Namun Ini jelas sulit.
Namun ada cara lainnya agar bisa masuk dan menikmati Desain
Interior Gedung Putih yang merupakan rumah kepresidenan Presiden Amerika
tersebut. Caranya mudah saja, yakni dengan mengikuti Tur Gedung Putih. Tur di
Gedung Putih bisa dimulai setelah aplikasi pengunjung diterima oleh pihak
berwenang.
Jika calon pengunjung mendapat tiket Tur terseub, pintu
masuk ada di 15th Street antara E dan F yang ada di gerbang tenggara. Hanya ada
delapan ruangan yang boleh dimasuki oleh publik di bangunan yang berlokasi di
Pennsylvania Avenue ini.
Di bagian depan, setiap pengunjung akan diperiksa kartu
identitasnya dan dipindai secara elektronik. Selanjutnya, petugas Secret Service
akan mengulangi proses ini. Setelah melewati alat pemindai, pengunjung akan
melanjutkan tur sendiri di bangunan bergaya Neoklasikal ini. Tur dimulai di
lantai dasar. Di sini, harapan akan kemewahan Gedung Putih akan hilang.
Hal ini dikarenakan, lorongnya redup dan ruangan yang ada
kecil dan jarang dipakai. Ada ruang China, yang dibuat oleh istri Woodrow
Wilson, Edith, yang memajang peralatan makan berupa piring dan gelas yang
digunakan oleh presiden.
Namun saat berada di lorong, pengunjung dapat melihat sebuah
lukisan diri istri Bill Clinton, Hillary Rodham Clinton yang mengenakan setelan
dengan celana panjang hitam dan tersenyum berseri-seri. Seperti yang dikisahkan
wartawan New York Times, William Grimes,
interior dekorasi dan arsitektur Gedung terkesan aneh, bobrok, tidak teratur,
serta terkesan tidak menghargai sejarah.
Sebetulnya, banyak ruangan di Gedung Putih yang digunakan untuk berbagai
keperluan selama bertahun-tahun, sehingga para presiden dan ibu negara pun
mulai melakukan renovasi, penambahan, dan makeover.
Ruang Vermeil misalnya. Dulu, ruangan yang sering dipakai
untuk acara formal kenegaraan ini, pernah menjadi tempat bermain biliar. Namun
Presiden Teddy Roosevelt menghancurkan konservatori pada 1902 dan melakukan
renovasi menyeluruh di Gedung Putih.
Renovasi yang dilakukan Roosevelt ini menghapus era Victoria
dan membongkar karya Louis Comfort Tiffany, yang disewa oleh Presiden Chester
A. Arthur saat melakukan renovasi pada 1882. Presiden Amerika ke-26 ini juga
menambahkan beberapa sentuhan pribadi. Dia menggantung selusin piala hasil
berburu yang diperolehnya dalam permainan safari.
Apabila berkeliling di Gedung Putih, pengunjung harus
berhenti di Pusat Pengunjung Gedung Putih, yang ada di seberang gerbang
tenggara, di ujung utara Gedung Perdagangan. Di sana, sebuah film dokumenter
akan diputar tanpa henti. Melalui film tersebut, pengunjung bisa menelusuri
sejarah visual Gedung Putih, termasuk ritual menanggalkan tanduk yang biasa dilakukan
Roosevelt saat berburu.
Beberapa eksebisi menjelaskan beberapa topik. Seperti di Kids’ Corner, pengunjung muda akan
diundang untuk mempelajari poster semua presiden, mulai dari George Washington
hingga Barack Obama. Dan kemudian, ada sebuah cermin yang membuat pengunjung
bertanya kepada diri sendiri, “Dapatkah Anda melihat diri sendiri sebagai
presiden?”.
Setelah puas menelusuri lantai dasar, satu tingkat di
atasnya, State Floor. Meski secara umum
ruangan yang ada di lantai ini megah, kesan yang tampil tetap sederhana dan
sopan. Terutama di East Room tempat
resepsi dengan ukuran besar dan State Dining Room,
di saat presiden menjamu tamunya.
Salah satu yang menonjol di State
Dining Room adalah cermin besar yang menggantung di salah satu
dinding. Cermin yang sedikit bernoda itu didatangkan dari Inggris pada 1790-an.
Selain itu, ada prasasti misterius yang berdiri di atas perapian. Prasasti
tersebut merupakan doa yang disusun oleh John Adams dan dipajang di perapian
oleh Roosevelt pada 1902.
Bunyi doa itu adalah, “Saya berdoa Surga melimpahkan yang
terbaik rumah ini dan semua yang selanjutnya akan menghuninya. Semoga hanya
orang yang jujur dan bijaksana yang pernah memerintah di bawah atap
ini".
Sementara itu, ada tiga ruang pertemuan dengan ukuran kecil.
Ruangan yang didekorasi ulang oleh Jacqueline Kennedy pada awal 1960-an ini
dikenal karena memakai skema warna, yakni Blue Room, Red Room, dan Green Room.
Setiap ruangan ini memiliki banyak lukisan. Di Green Room, misalnya, ruangan
dengan warna dinding dan perabotan didominasi warna hijau ini memiliki beberapa
lukisan formal serta dua lukisan modern yang agak mengejutkan karya John Marin
dan Jacob Lawrence.
Blue Room didominasi
karpet dan furnitur warna biru, pengunjung bisa melihat pemandangan indah di
luar ruangan. Dari ruangan ini, pengunjung bisa melihat bukit rumput dan air
mancur di Jefferson Memorial dan Washington Monument.
Untuk Tur menikmati Desain Interior Gedung Putih tersebut,
memang tidak disediakan Pemandu. Namun, agen Secret Service yang berdiri di
sekitar ruangan siap menjawab pertanyaan tentang sejarah bangunan. Agen Secret
Service memang diandalkan di tempat ini. Agar bisa menjelaskan pengunjung, agen
Secret Service mendapatkan pelatihan selama dua minggu.
Untuk menjelajahi seluruh ruangan public dan menikmati
Desain Interior Gedung Putih, pengunjung cukup menghabiskan waktu sekira
setengah jam. Satu hal yang harus diingat, meski berkunjung ke Gedung Putih,
jangan harap bisa bertemu dengan Presiden atau Ibu Negara.
Ringkasan:
- Desain Interior Gedung Putih bisa anda kunjungi secara publik, dengan mengikuti Tur Gedung Putih,
- Untuk menjelajahi seluruh ruangan publik Gedung Putih, pengunjung cukup menghabiskan waktu sekitar setengah jam.